Etika Engineering

Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etik
a dan moral dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. 
Permasalahan dengan etika engineering, sebagaimana juga di dalam profesi-profesi lainnya, berakar pada kenyataan bahwa seseorang professional memiliki pengetahuan yang istimewa yang lebih tinggi daripada klien, pemberi kerja, atau masyarakat umum. Dengan pengetahuan yang demikian, seorang insyinyur yang jujur dan bertanggung jawab dapat menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat. Seorang insyinyur yang korup atau tidak bertanggung jawab dapat melemahkan kepercayaan public terhadap profesi engineering dan bahkan menjadi anggota masyarakat yang berbahaya.
Menurut martin dan schinzinger, ada empat teori moral. Yang pertama adalah utilitiarianisme. Teori ini mempertimbangkan konsekuensi yang buruk dan baik dari suatu tindakan dan berupaya untuk memaksimalkan manfaat sebagai keseimbangan menyeluruh dari konsekuensi yang baik dan buruk. Yang kedua adalah kewajiban. Teori ini mempertahankan ada kewajiban yang harus dilakukan walau pelaksanaannya tidak selalu menghasilkan kebaikan yang terbesar. Yang ketiga adalah hak. Teori  menganggap sebuah tindakan adalah benar jika tidak melanggar hak orang lain. Yang keempat adalah kebajikan. Teori ini menganggap suatu tindakan sebagain benar jika mendukung ciri-ciri karakter yang baik dan salah jika buruk.
Tanggung jawab utama dari seorang insyinyur adalah menempatkan keselamatan public di atas segalanya. Ia harus memiliki kepekaan dan berupaya untuk menghindari segala kemungkinan yang terjadi, tetapi jika diberi pilihan, harus memilih untuk kebaikan.walau para insyinyur selalu ditantang untuk menciptakan solusi terhadap berbagai permasalahan dengan biaya dan waktu yang terbatas, mereka harus melakukannya tanpa mengorbankan keselamatan dari pengguna teknologi. Insyinur adalah seorang pakar berilmu yang telah mendapatkan pelatihan khusus untuk merancang dan mengevaluasi karakteristik kinerja dari teknologi di dalam bidang keilmuannya. Salah satu komponen dari pengetahuan yang dimilikinya diperoleh secara teoritis yang didapat lewat pelatihan, pendidikan formal, riset pustaka, dan penurunan matematis. Seorang insyinur yang kompeten akan menyadari keterbatasannya mengenai sebuah teknologi.
Para insyinur biasanya bekerja untuk sebuah organisasi dan mungkin merupakan bagian dari sebuah tim engineering. Dengan cara ini, kompetensi organisasi diperoleh dari kompetensi gabungan dari anggota tim tersebut.
Para insyinur berusaha untuk menyusun aturan-aturan standar-standar perilaku dalam bentuk kode etik itu. Kode ini tidak hanya melindungi masyarakat, tetapi juga membangun dan memelihara integrasi dan reputasi dari profesi ini. Tidak ada satu kode etikpun
PII telah berhasil merumuskan dan menyusun Kode Etik Insinyur Indonesia yang diberi nama Catur Karsa Sapta Dharma Insinyur Indonesia
Pertama, Prinsip-Prinsip Dasar :
  1. Mengutamakan keluhuran budi.
  2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia.
  3. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat, sesuai dengan tugas dan tanggung-jawabnya.
  4. Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesional keinsinyuran.
Kedua, Tujuh Tuntunan Sikap :
  1. Insinyur Indonesia senantiasa mengutamakan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
  2. Insinyur Indonesia senantiasa bekerja sesuai dengan kompetensinya.
  3. Insinyur Indonesia hanya menyatakan pendapat yang dapat dipertanggung-jawabkan.
  4. Insinyur Indonesia senantiasa menghindari terjadinya pertentangan kepentingan dalam tanggung-jawab tugasnya.
  5. Insinyur Indonesia senantiasa membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing- masing.
  6. Insinyur Indonesia senantiasa memegang teguh kehormatan, integritas dan martabat profesi.
  7. Insinyur Indonesia senantiasa mengembangkan kemampuan profesionalnya.


maka jika anda seorang engineer atau calon engineer , pahamilah etika dalam engineering karena etika memegang peranan penting pada diri engineer , maju terus dan tetap semangat dalam ber inovasi para engineer di Indonesia , dengan sumber daya alam yang kaya di negeri ini kita pasti mampu memanfaatkan dengan baik untuk  merubah kehidupan masyarakat indonesia menjadi lebih baik dan tentunya tanpa merusak keseimbangan alam 

Komentar

Postingan populer dari blog ini