Kerusakan Ekologi
Macam - Macam Kerusakan Ekologi/Ekosistem oleh Manusia
Tanah Longsor
Longsor atau sering disebut
gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan
besar tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu
faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang
memengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor
yang menyebabkan bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab utama
kejadian ini adalah gravitasiyang memengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor
lainnya yang turut berpengaruh:
§ erosi yang disebabkan aliran air permukaan atau air hujan, sungai-sungai atau gelombang laut yang menggerus kaki lereng-lereng
bertambah curam
§ gempa bumi menyebabkan getaran, tekanan pada
partikel-partikel mineral dan bidang lemah pada massa batuan dan tanah yang
mengakibatkan longsornya lereng-lereng tersebut
§ berat yang terlalu
berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju
Banjir
Sebuah banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika
aliran air yang berlebihan merendam daratan. Pengarahan banjir Uni Eropa mengartikan banjir sebagai
perendaman sementara oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam air. Dalam arti "air mengalir",
kata ini juga dapat berarti masuknya pasang
laut. Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga
air keluar dari batasan alaminya.
Ukuran danau atau badan air terus berubah-ubah sesuai perubahan
curah hujan dan pencairan salju musiman, namun banjir yang terjadi tidak besar
kecuali jika air mencapai daerah yang dimanfaatkan manusia seperti desa, kota,
dan permukiman lain.
Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi
kapasitas saluran air, terutama di kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan
kerusakan rumah dan pertokoan yang dibangun di dataran banjir sungai alami.
Meski kerusakan akibat banjir dapat dihindari dengan pindah menjauh dari sungai
dan badan air yang lain, orang-orang menetap dan bekerja dekat air untuk
mencari nafkah dan memanfaatkan biaya murah serta perjalanan dan perdagangan
yang lancar dekat perairan. Manusia terus menetap di wilayah rawan banjir
adalah bukti bahwa nilai menetap dekat air lebih besar daripada biaya kerusakan
akibat banjir periodik.
Mitos banjir besar adalah kisah mitologi banjir besar yang dikirimkan oleh Tuhan untuk menghancurkan suatu peradaban sebagaipembalasan agung dan sering muncul dalam mitologi berbagai kebudayaan di dunia.
Pemanasan Global
Pemanasan global(Inggris: global warming adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ±
0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun
terakhir.Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian
besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20
kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"[1] melalui efek rumah kaca.
Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan
akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan
yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu
permukaan global akan meningkat 1.1
hingga 6.4 °C(2.0 hingga 11.5 °F) antara
tahun 1990 dan 2100.[1] Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh
penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca pada
masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun
sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan
kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari
seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnyakapasitas kalor lautan.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan
perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya
intensitas fenomena cuaca yang ekstrem, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi.
Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian,
hilangnya gletser, dan
punahnya berbagai jenis hewan.
Beberapa hal-hal yang masih
diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan
terjadi pada masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang
terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga
saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa,
jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan
pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi
yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah
menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang
mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
Kerusakan Terumbu Karang
Indonesia merupakan negara yang mempunyai potensi
terumbu karang terbesar di dunia. Luas terumbu karang di
Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 60.000 km2. Hal tersebut membuat Indonesia menjadi negara pengekspor terumbu karang
pertama di dunia. Dewasa ini, kerusakan terumbu karang,
terutama di Indonesia meningkat secara pesat. Terumbu karang yang masih berkondisi baik hanya sekitar 6,2%. Kerusakan ini menyebabkan meluasnya tekanan pada ekosistem terumbu karang alami. Meskipun faktanya kuantitas perdagangan terumbu karang telah dibatasi oleh Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and
Flora (CITES), laju eksploitasi terumbu karang
masih tinggi karena buruknya sistem penanganannya.
Beberapa aktivitas manusia yang dapat merusak terumbu
karang
§ membawa pulang ataupun
menyentuh terumbu karang saat menyelam, satu sentuhan saja dapat membunuh
terumbu karang
§ pemborosan air, semakin
banyak air yang digunakan maka semakin banyak pula limbah air yang dihasilkan dan dibuang ke laut.
§ penggunaan pupuk dan
pestisida buatan, seberapapun jauh letak pertanian tersebut dari laut residu
kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhinya akan terbuang ke laut juga.
§ Membuang jangkar pada pesisir pantai secara tidak sengaja
akan merusak terumbu karang yang berada di bawahnya.
§ penambangan
§ penangkapan ikan dengan
cara yang salah, seperti pemakaian bom ikan
Kerusakan Sumber Air Tanah
Kerusakan sumber daya air tidak dapat dipisahkan dari kerusakan di
sekitarnya seperti kerusakan lahan, vegetasi dan tekanan penduduk. Ketiga
hal tersebut saling berkaitan dalam memengaruhi ketersediaan sumber air.
Kondisi tersebut diatas tentu saja perlu dicermati secara dini, agar tidak
menimbulkan kerusakan air tanah di kawasan sekitarnya. Beberapa faktor yang
menyebabkan timbulnya permasalahan adalah:
§
Pertumbuhan industri yang pesat di suatu kawasan disertai dengan
pertumbuhan pemukiman penduduk akan menimbulkan kecenderungan kenaikan
permintaan air tanah.
§
Pemakaian air beragam sehingga berbeda dalam kepentingan, maksud
serta cara memperoleh sumber air.
§
Perlu perubahan sikap sebagian besar masyarakat yang cenderung
boros dalam pengggunaan air serta melalaikan unsur konservasi.
air tanah juga dapat di artikan semua air yang berapa di bawah
permukaan tanah merupakan air tanah.
Permasalahan Air Tanah
Air tanah, khususnya untuk pemakaian rumah tangga dan industri, di
wilayah urban dan dataran rendah memiliki kecenderungan untuk mengandung kadar
besi atau asam organik tinggi. Hal ini bisa diakibatkan dari kondisi geologis
Indonesia yang secara alami memiliki deposit Fe tinggi terutama di daerah lereng gunung atau
diakibatkan pula oleh aktivitas manusia. Sedangkan air dengan kandungan asam
organik tinggi bisa disebabkan oleh adanya lahan gambut atau daerah bakau yang
kaya akan kandungan senyawa organik. Ciri-ciri air yang mengandung kadar besi
tinggi atau kandungan senyawa organik tinggi bisa dilihat sebagai
berikut :
§
Air mengandung zat besi
Air dengan kandungan zat besi tinggi akan menyebabkan air berwarna
kuning. Pertama keluar dari kran, air nampak jernih namun setelah beberapa saat
air akan berubah warna menjadi kuning. Hal ini disebabkan karena air yang
berasal dari sumber air sebelum keluar dari kran berada dalam bentuk ion Fe2+,
setelah keluar dari kran Fe2+ akan teroksidasi menjadi Fe3+ yang berwarna
kuning.
§
Air kuning permanen
Air kuning permanen biasanya
terdapat di daerah bakau dan tanah gambut yang kaya akan kandungan senyawa
organik. Berbeda dengan kuning akibat kadar besi tinggi, air kuning permanen
ini sudah berwarna kuning saat pertama keluar dari kran sampai beberapa saat
kemudian didiamkan akan tetap berwarna kuning.
Penambangan Pasir
Penambangan pasir laut di
perairan provinsi Kepulauan
Riau, yakni wilayah yang berbatasan langsung dengan Singapura, telah
berlangsung sejak tahun 1970.
Kegiatan tersebut telah mengeruk jutaan ton pasir setiap hari dan mengakibatkan
kerusakan ekosistem pesisir pantai yang cukup parah. Selain itu mata pencaharian nelayan yang semula menyandarkan hidupnya di laut,
terganggu akibat aktivitas itu. Kerusakan ekosistem mengakibatkan populasi
hewan laut menurun.
Penambangan pasir laut juga mengancam keberadaan sejumlah pulau kecil karena dapat menenggelamkannya,
misalnya kasus Pulau Nipah.
Tenggelamnya pulau-pulau kecil tersebut menimbulkan kerugian besar bagi Indonesia, karena
dengan perubahan pada kondisi geografis pantai akan berdampak pada penentuan batas maritim dengan Singapura di kemudian hari.
Selain masalah penambangan pasir, Selat
Malaka juga
merupakan isu signifikan terhadap hubungan Indonesia-Singapura pada masa depan.
Faktor geografi, ekonomi dan keamananmerupakan
latar belakang terhadap munculnya konflik di antara kedua negara.
Deforestasi
Deforestasi atau penebangan hutan secara liar di
Indonesia telah menimbulkan
dampak ekologi yang sangat besar bagi Indonesia dan dunia. Indonesia memiliki 10% hutan
tropis dunia yang masih tersisa. Hutan Indonesia memiliki 12% dari jumlah
spesies binatang menyusui atau mamalia, pemilik 16% spesies binatang reptil dan
amphibi, 1.519 spesies burung dan 25% dari spesies ikan dunia. Sebagian
diantaranya adalah endemik atau hanya dapat ditemui di daerah tersebut.
Luas hutan alam asli Indonesia menyusut dengan kecepatan yang sangat
mengkhawatirkan. Hingga saat ini, Indonesia telah kehilangan hutan aslinya
sebesar 72%. Penebangan hutan
Indonesia yang tidak terkendali selama puluhan tahun dan menyebabkan terjadinya
penyusutan hutan tropis secara besar-besaran. Laju kerusakan hutan periode
1985-1997 tercatat 1,6 juta hektare per tahun, sedangkan pada periode 1997-2000
menjadi 3,8 juta hektare per tahun. Ini menjadikan Indonesia merupakan salah
satu tempat dengan tingkat kerusakan hutan tertinggi di dunia. Di Indonesia
berdasarkan hasil penafsiran citra landsat tahun 2000 terdapat 101,73 juta
hektare hutan dan lahan rusak, diantaranya seluas 59,62 juta hektare berada
dalam kawasan hutan.
Pada abad ke-16 sampai pertengahan abad
ke-18, hutan alam di Jawa diperkirakan masih sekitar 9 juta hektare. Pada akhir
tahun 1980-an, tutupan hutan alam di Jawa hanya tinggal 0,97 juta hektare atau
7 persen dari luas total Pulau Jawa. Saat ini, penutupan lahan di pulau Jawa
oleh pohon tinggal 4 %. Pulau Jawa sejak tahun 1995 telah mengalami
defisit air sebanyak 32,3 miliar meter kubik setiap tahunnya. Fungsi hutan
sebagai penyimpan air
tanah juga akan
terganggu akibat terjadinya pengrusakan hutan yang terus-menerus. Hal ini akan
berdampak pada semakin seringnya terjadi kekeringan di musim kemarau dan banjir serta tanah
longsor di musim
penghujan. Pada akhirnya, hal ini akan berdampak serius terhadap kondisi
perekonomian masyarakat. Industri perkayuan di Indonesia memiliki kapasitas
produksi sangat tinggi dibanding ketersediaan kayu. Pengusaha kayu melakukan
penebangan tak terkendali dan merusak, pengusaha perkebunan membuka perkebunan
yang sangat luas, serta pengusaha pertambangan membuka kawasan-kawasan hutan.
Sementara itu rakyat digusur dan dipinggirkan dalam pengelolaan hutan yang
mengakibatkan rakyat tak lagi punya akses terhadap hutan mereka. Dan hal ini
juga diperparah dengan kondisi pemerintahan yang korup, dimana hutan dianggap
sebagai sumber uang dan dapat dikuras habis untuk kepentingan pribadi dan
kelompok. Penebangan hutan di Indonesia yang tak terkendali telah dimulai sejak
akhirtahun 1960-an, yang dikenal dengan banjir-kap, dimana orang melakukan kayu
secara manual. Penebangan hutan skala besar dimulai pada tahun 1970. Dan
dilanjutkan dengan dikeluarkannya izin-izin pengusahaan hutan tanaman industri
di tahun 1990, yang melakukan tebang habis (land clearing). Selain itu, areal
hutan juga dialihkan fungsinya menjadi kawasan perkebunan skala besar yang juga
melakukan pembabatan hutan secara menyeluruh, menjadi kawasan transmigrasi dan juga menjadi kawasan pengembangan
perkotaan.
Pada tahun 1999, setelah otonomi dimulai, pemerintah daerah membagi-bagikan
kawasan hutannya kepada pengusaha daerah dalam bentuk hak pengusahaan skala
kecil. Di saat yang sama juga terjadi peningkatan aktivitas penebangan hutan
tanpa izin yang tak terkendali oleh kelompok masyarakat yang dibiayai pemodal
(cukong) yang dilindungi oleh aparat pemerintah dan keamanan.
Hujan Asam
Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung
berapi dan dari
proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan asam
disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri, pembangkit
tenaga listrik, kendaraan bermotor dan
pabrik pengolahan pertanian (terutama amonia).
Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawaangin hingga ratusan kilometer di atmosfer sebelum
berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah.
Hujan asam karena proses industri telah menjadi masalah yang
penting di Republik Rakyat Cina, Eropa Barat, Rusia dan daerah-daerah di arahan anginnya. Hujan
asam dari pembangkit tenaga listrik di Amerika
Serikat bagian
Barat telah merusak hutan-hutan di New
York dan New
England. Pembangkit tenaga listrik ini umumnya menggunakan batu bara
sebagai bahan bakarnya.
Masalah hujan asam tidak hanya meningkat sejalan dengan
pertumbuhan populasi dan industri tetapi telah berkembang menjadi
lebih luas. Penggunaan cerobong asap yang tinggi untuk mengurangi polusi lokal berkontribusi dalam penyebaran hujan
asam, karena emisi gas yang dikeluarkannya akan masuk ke sirkulasi udara
regional yang memiliki jangkauan lebih luas. Sering sekali, hujan asam terjadi
di daerah yang jauh dari lokasi sumbernya, di mana daerah pegunungan cenderung memperoleh lebih banyak karena
tingginya curah hujan di sini.
Terdapat hubungan yang erat antara rendahnya pH dengan
berkurangnya populasi ikan di danau-danau. pH di bawah 4,5 tidak
memungkinkan bagi ikan untuk hidup, sementara pH 6 atau lebih tinggi akan
membantu pertumbuhan populasi ikan. Asam di dalam air akan menghambat produksi
enzim dari larva ikan trout untuk keluar dari telurnya. Asam juga
mengikat logam beracun seperi alumunium di danau. Alumunium akan menyebabkan beberapa
ikan mengeluarkan lendir berlebihan di sekitar insangnya sehingga ikan sulit bernafas. Pertumbuhan Phytoplankton yang menjadi sumber makanan ikan juga
dihambat oleh tingginya kadar pH.
Tanaman dipengaruhi oleh hujan asam dalam berbagai macam cara.
Lapisan lilin pada daun rusak sehingga nutrisi menghilang sehingga
tanaman tidak tahan terhadap keadaan dingin, jamur dan serangga. Pertumbuhan
akar menjadi lambat sehingga lebih sedikit nutrisi yang bisa diambil, dan
mineral-mineral penting menjadi hilang.
Ion-ion beracun yang terlepas akibat hujan asam menjadi ancaman yang besar bagi manusia. Tembaga di air berdampak pada timbulnya wabah diare pada anak dan air tercemar alumunium dapat menyebabkan penyakit Alzheimer.
Kerusakan Lapisan Ozon
Ozon terdiri
dari tiga molekul oksigen dan amat
berbahaya pada kesehatan manusia. Secara alamiah, ozon dihasilkan melalui
percampuran cahaya ultraviolet dengan atmosfer bumi dan
membentuk suatu lapisan ozon pada
ketinggian 50 kilometer. Ozon digunakan dalam bidang pengobatan untuk mengobati pasien dengan cara terawasi
dan mempunyai penggunaan yang meluas seperti di Jerman. Di
antaranya ialah untuk perawatan kulit terbakar.
Sedangkan
dalam perindustrian, ozon digunakan untuk:
mengenyahkan kuman sebelum dibotolkan (antiseptik),
§ menghapuskan pencemaran dalam air (besi, arsen, hidrogen sulfida, nitrit, dan bahan organik kompleks yang dikenal sebagai warna),
§ membantu proses flokulasi (proses pengabungan molekul untuk
membantu penapis menghilangkan besi dan arsenik),
§ mencuci, dan memutihkan kain (dipaten),
§ membantu mewarnakan plastik,
Ancaman
yang diketahui terhadap keseimbangan ozon adalah kloroflorokarbon (CFC) buatan manusia yang meningkatkan kadar
penipisan ozon menyebabkan kemerosotan berangsur-angsur dalam tingkat ozon
global.
CFC digunakan oleh masyarakat modern dengan cara
yang tidak terkira banyaknya, dalam kulkas, bahan dorong dalam penyembur,
pembuatan busa dan bahan pelarut terutama bagi kilang-kilang elektronik.
Masa
hidup CFC berarti 1 molekul yang dibebaskan hari ini bisa ada 50 hingga 100
tahun dalam atmosfer sebelum dihapuskan.
Dalam
waktu kira-kira 5 tahun, CFC bergerak naik dengan perlahan ke dalam stratosfer
(10 – 50 km). Di atas lapisan ozon utama, pertengahan julat ketinggian 20 – 25 km, kurang sinar UV
diserap oleh ozon. Molekul CFC terurai setelah bercampur dengan UV, dan
membebaskan atom klorin. Atom klorin ini juga berupaya untuk memusnahkan ozon
dan menghasilkanlubang ozon.
Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan, kebakaran vegetasi, atau kebakaran semak, adalah sebuah
kebakaran yang terjadi dialam liar, tetapi
juga dapat memusnahkan rumah-rumah dan lahan pertanian disekitarnya. Penyebab
umum termasuk petir, kecerobohan manusia, dan pembakaran.
Penyebab
Kebakaran hutan, antara lain:
§
Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok sembarangan dan lupa mematikan api di
perkemahan.
§
Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran lahar atau awan panas
dari letusan gunung berapi.
§
Tindakan yang disengaja seperti untuk membersihkan lahan pertanian
atau membuka lahan pertanian baru dan tindakan vandalisme.
§
Kebakaran
di bawah tanah/ground fire pada
daerah tanah gambut yang dapat menyulut kebakaran di atas tanah pada saat musim
kemarau.
Dampak yang ditimbulkan dari kebakaran liar antara lain:
1.
Menyebarkan emisi gas karbon
dioksida ke atmosfer.
Kebakaran hutan pada 1997 menimbulkan emisi / penyebaran sebanyak 2,6
miliar ton karbon dioksida ke atmosfer (sumber majala Nature 2002). Sebagai
perbandingan total emisi karbon dioksida di seluruh dunia pada tahun tersebut
adalah 6 miliar ton.
2.
Terbunuhnya satwa liar dan musnahnya tanaman baik karena
kebakaran, terjebak asap atau rusaknya habitat. Kebakaran juga dapat
menyebabkan banyak spesies endemik/khas di suatu daerah turut punah sebelum
sempat dikenali/diteliti.
3.
Menyebabkan banjir selama beberapa minggu di saat musim hujan dan
kekeringan di saat musim kemarau.
4.
Kekeringan yang ditimbulkan dapat menyebabkan terhambatnya jalur
pengangkutan lewat sungai dan menyebabkan kelaparan di daerah-daerah terpencil.
5.
Musnahnya bahan baku industri perkayuan, mebel/furniture. Lebih
jauh lagi hal ini dapat mengakibatkan perusahaan perkayuan terpaksa ditutup
karena kurangnya bahan baku dan puluhan ribu pekerja menjadi
penganggur/kehilangan pekerjaan.
6.
Meningkatnya jumlah penderita penyakit infeksi saluran pernapasan
atas (ISPA) dan kanker paru-paru. Hal ini bisa menyebabkan kematian bagi
penderita berusia lanjut dan anak-anak. Polusi asap ini juga bisa menambah
parah penyakit para penderita TBC/asma.
7.
Musnahnya bangunan, mobil, sarana umum dan harta benda lainnya.
Musnahnya bangunan, mobil, sarana umum dan harta benda lainnya.
Komentar
Posting Komentar